Kisah Keteladanan Nabi Yusuf as
Assalamu alaikum warohmatullahi wa
barokatuh.
Anak-anakku yang sholih dan sholihah, kembali
lagi kita akan belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti. Semoga kita semua tetap sehat wal afiyat, dan senantiasa
dilindungi oleh Allah Swt dari pandemi yang sedang melanda negeri kita
tercinta, Aamiin ya robbal ‘alamiin
Anak-anakku yang
sholih dan sholihah, Pada
pertemuan kali ini kita sudah masuk di BAB 6 yaitu “Kisah Keteladanan
Nabi Yusuf as dan Nabi Syuaib as” dengan sub tema “Kisah Keteladanan
Nabi Yusuf as”
Namun sebelum mulai pelajaran, marilah kita berdo’a
agar apa yang kita pelajari hari ini bermanfaat.
Audzu billahi minasy syaithonirrojiim
Bismillahirrahmanirrahiim, Robbi zidni ‘ilman warzuqni
fahman…. Waj’alni minas sholihin
Anak-anakku yang sholih dan sholihah,
Lihat gambar silsilah di bawah ini!
Silsilah tersebut menunjukan bahwa Nabi Yusuf ‘alahissalam merupakan putra dari Nabi Yaqub ‘alahissalam dari pernikahan dengan istrinya yang bernama Rahel. Nabi Yusuf mempunyai saudara kandung yaitu Bunyamin. Selain itu Nabi Yusuf juga memiliki saudara tiri yang berjumlah 10 orang.
Nabi Yusuf
merupakan seorang Nabi yang dipilih oleh Allah Ta’ala untuk berdakwah kepada
manusia. Nabi Yusuf memiliki wajah yang tampan sebagaimana disampaikan oleh
Rasulullah dalam hadisnya : “Yusuf diberi setengah ketampanan." (HR Ahmad). Selain memiliki wajah yang rupawan,
Nabi Yusuf juga memiliki kecerdasan dalam menterjemahkan makna mimpi serta
kesabaran yang luar biasa. Kisah Nabi Yusuf telah Allah Ta’ala abadikan di
dalam Al-Quran surah Yusuf. Mari sama-sama kita mempelajari keteladanan dalam
kisah Nabi Yusuf ‘alahissalam :
- Mimpi
Kisah Nabi
Yusuf diawali saat dia menceritakan mimpinya kepada ayahnya yaitu Nabi
Yaqub. “(Ingatlah), ketika Yusuf berkata kepada ayahnya: "Wahai ayahku,
sesungguhnya aku bermimpi melihat sebelas bintang, matahari dan bulan; kulihat
semuanya sujud kepadaku." (QS. Yusuf/12:4). Mendengar mimpi anaknya
maka Nabi Ya’qub merasa bahwa Nabi Yusuf kelak akan mendapatkan kedudukan yang
mulia sehingga bertambah rasa sayangnya kepada Nabi Yusuf dan saudaranya
Bunyamin.
Saudara-saudara
tiri Nabi Yusuf merasa bahwa perlakuan ayahnya terhadap mereka berbeda. Mereka
diperintahkan ayahnya untuk menggembala hewan ternak dan bermain di luar rumah,
sementara Nabi Yusuf dan Bunyamin hanya mengerjakan pekerjaan rumah dan bermain
di sekitar rumah. Akhirnya muncul rasa iri dengki kepada Nabi Yusuf dan mereka
mencari cara untuk menyingkirkan Nabi Yusuf sehingga ayah mereka lebih sayang
lagi kepada mereka.
- Terjebak di sumur
Saudara-saudara
tiri Nabi Yusuf pun kemudian merencanakan untuk mengajak Nabi Yusuf menggembala
ternak bersama mereka. Ayahnya pada awalnya tidak mengizinkan namun setelah
mereka bersumpah untuk menjaga Nabi Yusuf dari hewan buas maka mereka pun
diizinkan pergi bersamanya. Sesampainya di tempat penggembalaan mereka
melepaskan pakaian Nabi Yusuf lalu memasukan Nabi Yusuf ke dalam sumur dan
meninggalkannya sendirian. Sore hari mereka pulang kerumah dengan membawa
pakaian Nabi Yusuf yang telah dilumuri darah hewan lalu berkata bahwa Nabi
Yusuf telah dimangsa oleh hewan buas.
Allah Ta’ala
berfirman : Mereka berkata: "Wahai
ayah kami, sesungguhnya kami pergi berlomba-lomba dan kami tinggalkan Yusuf di
dekat barang-barang kami, lalu dia dimakan serigala; dan kamu sekali-kali tidak
akan percaya kepada kami, sekalipun kami adalah orang-orang yang benar."
(QS. Yusuf/12:17)
- Belajar di Mesir
Allah Ta’ala
Maha Pengasih dan dia tidak akan menyia-menyiakan hamba-Nya yang beriman,
setelah terjebak di sumur dan ditinggalkan sendirian maka kemudian lewatlah
kafilah dagang yang sedang mencari minum. Kafilah dagang tersebut kemudian
melihat bahwa terdapat seorang anak di dalam sumur yang masih hidup, mereka
lalu melemparkan tali dan menariknya sehingga Nabi Yusuf dapat keluar dari
sumur dengan selamat. Setelah menyelamatkan Nabi Yusuf, kafilah dagang tersebut
tidak mengembalikannya ke keluarganya, melainkan berencana untuk menjualnya sebagai
budak. Akhirnya Nabi Yusuf pun dibawa sebagai budak dan saat sampai di pasar
kafilah dagang menjualnya kepada seorang pejabat dari Mesir dengan harga yang
murah maka Nabi Yusuf pun akhirnya dibawa ke negeri Mesir. Pejabat ini kemudian
tidak memperlakukan Nabi Yusuf sebagai budak tetapi seperti anak sehingga
memberinya tempat dan pendidikan yang baik.
Allah Ta’ala
berfirman : “Dan orang Mesir yang
membelinya berkata kepada isterinya[748]: "Berikanlah kepadanya tempat
(dan layanan) yang baik, boleh jadi dia bermanfaat kepada kita atau kita pungut
dia sebagai anak." Dan demikian pulalah Kami memberikan kedudukan yang
baik kepada Yusuf di muka bumi (Mesir), dan agar Kami ajarkan kepadanya ta'bir
mimpi. Dan Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tiada
mengetahuinya (QS. Yusuf/12:21)
- Penjara lebih baik
Nabi Yusuf
tumbuh dengan baik di Kota Mesir, selain tampan dia juga memiliki kecerdasan
yang tinggi sehingga orang-orang kagum kepadanya, terlebih kaum wanita yang
terpikat terhadap ketampanan Nabi Yusuf.
Suatu hari perempuan-perempuan yang berada di kota Mesir dikumpulkan
dalam sebuah acara makan bersama. Setiap mereka diberikan pisau untuk memotong
makanan yang disajikan. Saat mereka sedang makan maka Nabi Yusuf keluar menemui
mereka yang membuat mereka terkagum-kagum hingga tanpa sadar pisau yang mereka
pegang melukai jari-jari mereka.
Allah Ta’ala
berfirman : “Maka tatkala wanita itu
(Zulaikha) mendengar cercaan mereka, diundangnyalah wanita-wanita itu dan
disediakannya bagi mereka tempat duduk, dan diberikannya kepada masing-masing
mereka sebuah pisau (untuk memotong jamuan), kemudian dia berkata (kepada
Yusuf): "Keluarlah (tampakkanlah dirimu) kepada mereka." Maka tatkala
wanita-wanita itu melihatnya, mereka kagum kepada (keelokan rupa) nya, dan
mereka melukai (jari) tangannya dan berkata: "Maha sempurna Allah, ini
bukanlah manusia. Sesungguhnya ini tidak lain hanyalah malaikat yang
mulia." (QS. Yusuf/12:31)
Maka para
wanita itu pun menggoda Nabi Yusuf untuk melakukan perbuatan yang buruk dan
mengancam jika Nabi Yusuf tidak mau maka dia akan di penjara, maka Nabi Yusuf
berdoa kepada Allah bahwa dipenjara lebih baik daripada melakukan
perbuatan-perbuatan buruk. Maka Allah pun memperkenankan doanya dan Nabi Yusuf
dipenjara selama beberapa waktu.
- Dua mimpi
Saat dipenjara,
Nabi Yusuf berteman dengan dua orang pemuda yang dihukum karena berbuat
kesalahan. Suatu hari keduanya menceritakan mimpinya maka Nabi Yusuf pun
menjelaskan kepada mereka makna mimpinya bahwa salah satu dari mereka akan mati
dihukum dan yang lain bebas karena tidak terbukti bersalah dan dikembalikan ke
kedudukannya.
Allah Ta’ala
berfirman : “Dan bersama dengan dia masuk
pula ke dalam penjara dua orang pemuda. Berkatalah salah seorang diantara
keduanya: "Sesungguhnya aku bermimpi, bahwa aku memeras anggur." Dan
yang lainnya berkata: "Sesungguhnya aku bermimpi, bahwa aku membawa roti
di atas kepalaku, sebagiannya dimakan burung." Berikanlah kepada kami
ta'birnya; sesungguhnya kami memandang kamu termasuk orang-orang yang pandai
(menabirkan mimpi). (QS. Yusuf/12: 36)
- Menteri di musim kemarau
Suatu hari Raja
di Mesir bermimpi ada tujuh ekor sapi gemuk dimakan oleh tujuh ekor sapi yang
kurus serta ada tujuh bulir gandum yang hijau dan tujuh bulir gandum yang
kering. Sang Raja merasa bingung akan mimpinya lalu mengumpulkan seluruh
pejabatnya dan menanyakan kepada mereka makna mimpi tersebut namun tidak ada
satu pun dari mereka yang mengetahuinya. Maka salah seorang pemuda yang pernah
dipenjara pun teringat kepada Nabi Yusuf dan menyarankan kepada Raja agar
menanyakan makna mimpinya kepada Nabi Yusuf yang sedang berada di penjara.
Sang pemuda pun
kemudian datang kepada Nabi Yusuf dan menanyakan makna mimpi sang Raja. Nabi
Yusuf lalu menjelaskan bahwa maknanya adalah agar bertanam selama 7 tahun dan
menyimpan hasilnya karena setelahnya akan datang 7 tahun yang sulit yang akan
menghabiskan simpanan yang ada. Maka sang pemuda pun menyampaikan kepada sang
Raja makna dari mimpi tersebut. Sang Raja yang merasa kagum kepada Nabi Yusuf
kemudian membebaskannya dari penjara, membersihkan nama baiknya dan memberinya
kedudukan sebagai pengelola pangan.
Allah Ta’ala
berfirman : “Dan demikianlah Kami memberi
kedudukan kepada Yusuf di negeri Mesir; (dia berkuasa penuh) pergi menuju
kemana saja ia kehendaki di bumi Mesir itu. Kami melimpahkan rahmat Kami kepada
siapa yang Kami kehendaki dan Kami tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang
berbuat baik. (QS. Yusuf/12: 56)
- Saudara yang pemaaf
Musim kemarau
pun akhirnya datang dan tidak hanya melanda Mesir tetapi juga daerah di
sekitarnya termasuk daerah tempat ayah Nabi Yusuf yaitu Nabi Ya’qub dan
saudara-saudaranya tinggal. Untuk meringankan beban kesulitan yang dihadapi
wilayah-wilayah di sekitarnya maka Mesir pun kemudian mengadakan penukaran
bahan makan dengan barang berharga dengan Nabi Yusuf sebagai pelaksananya.
Akhirnya masyarakat berdatangan ke Mesir untuk mendapatkan bahan makanan
termasuk juga saudara-saudara Nabi Yusuf. Saat saudara-saudaranya datang, Nabi
Yusuf masih mengenali mereka sementara mereka sudah tidak mengenali Nabi Yusuf
karena mengira Nabi Yusuf telah meninggal di dalam sumur. Nabi Yusuf pun
kemudian mengupayakan agar mereka datang ke Mesir dengan membawa ayahnya Nabi
Yaqub dan saudaranya Bunyamin.
Setelah ayah
dan saudaranya datang ke Mesir maka Nabi Yusuf memberitahu mereka bahwa dirinya
adalah Nabi Yusuf, yang mereka tinggalkan di sumur ketika kecil.
Saudara-saudara tirinya pun terkejut dan mengungkapkan penyesalannya serta
meminta maaf, lalu Nabi Yusuf pun memaafkan mereka serta meminta keluarga
mereka semua agar datang ke Mesir
Allah Ta’ala
berfirman : ‘Mereka berkata: "Apakah
kamu ini benar-benar Yusuf?." Yusuf menjawab: "Akulah Yusuf dan ini
saudaraku. Sesungguhnya Allah telah melimpahkan karunia-Nya kepada kami."
Sesungguhnya barang siapa yang bertakwa dan bersabar, maka sesungguhnya Allah
tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik" Mereka berkata:
"Demi Allah, sesungguhnya Allah telah melebihkan kamu atas kami, dan
sesungguhnya kami adalah orang-orang yang bersalah (berdosa)." Dia (Yusuf)
berkata: "Pada hari ini tak ada cercaan terhadap kamu, mudah-mudahan Allah
mengampuni (kamu), dan Dia adalah Maha Penyayang diantara para
penyayang." (QS. Yusuf/12: 90-92)
- Sebelas bintang, matahari dan bulan bersujud
Setelah seluruh
keluarganya berkumpul di Mesir maka Nabi Yusuf kemudian menaikan Ayah-Ibunya ke
atas singgasana lalu kemudian mereka semua menghormat kepadanya. Nabi Yusuf
kemudian mengingat nikmat Allah Ta’ala yang telah menyelamatkan dia dari sumur
dan dari penjara serta memberikan kedudukan yang baik kepadanya.
Allah Ta’ala
berfirman : “Dan ia menaikkan kedua
ibu-bapanya ke atas singgasana. Dan mereka (semuanya) merebahkan diri seraya
sujud kepada Yusuf. Dan berkata Yusuf: "Wahai ayahku inilah ta'bir mimpiku
yang dahulu itu; sesungguhnya Tuhanku telah menjadikannya suatu kenyataan. Dan
sesungguhnya Tuhanku telah berbuat baik kepadaku, ketika Dia membebaskan aku
dari rumah penjara dan ketika membawa kamu dari dusun padang pasir, setelah
syaitan merusakkan (hubungan) antaraku dan saudara-saudaraku. Sesungguhnya
Tuhanku Maha Lembut terhadap apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dialah Yang
Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. (QS. Yusuf/12: 100)
Sesungguhnya pilihan Allah Ta’ala kepada kita adalah yang terbaik, Allah memberikan kita kesusahan dan kesulitan bukan karena Allah tidak menyukai kita melainkan untuk melatih kita untuk lebih sabar dan tekun agar bisa menjadi seseorang yang lebih baik. Banyak pemimpin tinggi bukanlah berasal dari keluarga yang kaya dan mampu, melainkan dari keluarga yang kekurangan namun dengan semangat, kemauan keras, usaha, ibadah dan doa maka dia bisa mencapai cita-citanya.
Anak-anakku
Sholih Sholihah.
Kita sudah mengetahui dalam kisah keteladanan Nabi Yusuf bahwa ujian dan cobaan yang dihadapi oleh Nabi Yusuf dengan kesabaran telah membawa dia kepada kedudukan yang mulia di dunia dan di akhirat
Maka bagaimana dengan nabi-nabi yang lain, keteladanan apa yang bisa kita ambil dari kisah mereka? insyaAllah akan kita pelajari pada pelajaran mendatang.
Semoga Allah Ta’ala menjadikan kita insan-insan yang tidak tertipu oleh harta dunia dan menjadikan kita senantiasa memiliki semangat yang tinggi dan kemauan yang keras untuk meraih surganya dengan rajin beribadah dan beramal sholeh. Aamiin yaa Rabbal ‘aalamiin.
Demikian materi pembelajaran kali ini, semoga Allah Ta’ala menjadikan kalian anak yang mandiri, sholeh dan sholehah, berbakti kepada orang tua, dan berguna bagi ummat dan bangsa!
Sebelum kita tutup pelajaran kita pada hari ini marilah kita bembaca hamdallah“Alhamdulillaah”
Cukup sekian dan terima kasih