Rangkaian acara
dimulai dengan pembiasaan pagi: asmaul husna dilantunkan khusyuk, diikuti lagu
Indonesia Raya yang menggema di seluruh sudut lapangan. Kegiatan dilanjutkan
dengan penyampaian kultum oleh Bapak Adul Manan, S.Pd.I, Guru Pendidikan Agama
Islam yang selalu menjadi teladan dalam tutur dan laku. Tak lupa, kepala
sekolah, Ibu Hj. Ruwaidah, S.Pd., memberikan pengarahan penuh makna bagi
seluruh peserta didik dan tenaga pendidik. Momentum ini tak sekadar agenda
tahunan, melainkan jembatan jiwa untuk saling membersihkan hati dari prasangka
dan kekhilafan.
“Lebaran bukan soal baju baru, tapi hati yang diperbarui. Idul Fitri adalah saat kita kembali suci, bertambah taat, dan menjauhi maksiat,” ujar Adul Manan, S.Pd.I dengan suara menyejukkan.
Pesan-pesan spiritual
yang disampaikan dalam kultum menembus kalbu, menanamkan nilai bahwa kebaikan
sejati tidak berhenti di akhir Ramadhan. Shaf yang dibentuk dalam kebersamaan
halal bihalal menjadi simbol kekuatan persaudaraan dalam bingkai pendidikan.
Senyum mengembang saat tangan-tangan mungil siswa menjabat erat tangan guru
mereka, menyulam maaf dan harap dalam untaian silaturahmi. Di antara salam yang
terucap, terselip doa agar semangat Syawal menjadi bara dalam tekad untuk lebih
baik.
“Mari kita rajut kerja sama dan kasih sayang, agar sekolah kita menjadi tempat tumbuhnya ilmu dan akhlak mulia,” pesan Ibu Hj. Ruwaidah, S.Pd. dalam sambutannya.
Kegiatan ditutup
dengan doa bersama dan saling berjabat tangan antara guru dan siswa dengan
penuh ketulusan. Terpancar keteduhan di wajah setiap insan, seakan seluruh dosa
dan lelah telah diredam oleh cinta kasih di bulan Syawal. Semoga acara halal
bihalal ini menjadi penyemaian baru dalam tanah hati yang siap menumbuhkan
semangat belajar dan kerja keras. Karena dalam silaturahmi, tersimpan kekuatan
untuk mencipta peradaban yang lebih manusiawi.
Jurnalis: Fenny Ramadhayanti, S.Pd
Editor : Runza